WELCOME TO MY BLOG:)

Selasa, 29 September 2020

Mengenal Kurikulum PAK

 

1.      👉Pengertian Kurikulum menurut 5 Tokoh Para Ahli

1)      George A. Beauchman

Kurikulum diartikan sebagia dokumen tertulis yang berisikan seluruh mata pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik. Melalui pilihan sebagai disiplin ilmu dan rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari

2)      Neagley dan Evans (1967)

Kurikulum sebagai sebuah pengalaman yang telah dirancang dari pihak serkolah untuk membantu peserta didik dalam mencapai hasil belajar yang baik.

3)      Prof. Dr. S. Nasution

Kurikulum merupakan suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses kegiatan belajar mengajar dibawah naungan, bimbingan dan tanggung jawab sekolah/lembaga pendidikan.

4)      Prof. Drs. Darkir

Kurikulum merupakan alat dalam mencapai tujuan pendidikan. Jadi, kurikulum merupakan program pendidikan dan bukan pengajaran.

5)      Hilda Taba (1962)

Kurikulum merupakan suatu yang direncanakan untuk dipelajari oleh peserta didik

 

2.      👉Pengertian Kurikulum PAK Menutut 5 Tokoh para Ahli

1)      Jhon Calvin (1509-1664)

Kurikulum PAK adalah pendidikan yang bertujuan mendidik semua petra-putri gereja agar mereka:

·        → Terlibat dalam penelahaan Alkitab

·         →Mengambil bagian dalam kebaktian

·         →Deperlengkapi untuk memilih cara-cara mengutamakan pengabdian diri kepada Allah

·        → Dsb.

 

2)      Martin Luther (1483-1548)

PAK adalah pendidikan yang melibatkan warga jemaat untuk belajar teratur dan tertib agar semakin menyadari dosa mereka serta bersuksacita dalam Firman.

3)      Agustinus (345-430)

PAK adalah pendidikan yang bertujuan mengajar orang supaya “melihat Allah” dan “hidup bahagia”.

 

4)      Hieronimus (345-420)

PAK adalah pendidikan yang tujuannya mendidik jiwa sehingga menjadi bait Tuhan (Mat5:48)

5)      C.L.J. Sherril (1892-1947)

PAK adalah pendidikan yang bertujuan memperkenalkan Alkitab pada pejlajar, sehingga mereka siap menjumpai dan menjawab Allah, dan memperlancar komunikasi dengan Allah.

3.      ☝Pengertian Kurikulum PAK Menurut Saya Sendiri

Kurikulum PAK adalah program yang telah dirancang secara sistematis untuk menolong proses belajar mengajar di bawah naungan atau tanggungjawab sekolah/lembaga pendidikan, serta melibatkan warga gereja untuk membawa perubahan prilaku peserta didik, komunitas Kristen dengan bimbingan Roh Kudus dan berpedoman pada Alkitab untuk mencapai mutu pendidikan dan hasil belajar yang baik.

Jumat, 13 Desember 2019

Mini Riset Pengaruh Perubahan KTSP dengan Kurikulum 2013



          Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-Nya kami dapat menyelesaikan mini riset yang berjudul “Pengaruh Perubahan KTSP dengan Kurikulum 2013” dengan baik dan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Kami sepenuhnya menyadari, karena apa yang saya sajikan pada mini riset ini keberadaannya masih sederhana dan jauh dari kesempurnaan. Kami berharap ibu selaku dosen mata kuliah Dasar Pendidikan sudi kiranya memberikan kritik dan saran yang membangun demi memperbaiki mutu dan bobot makalah ini yang lebih baik.
          Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga mini riset ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk pembaca.




Tarutung,     November 2019

Penulis






DAFTAR ISI





1.1   Latar Belakang
Perubahan kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan niatan untuk perbaikan sistem pendidikan. Meskipun pada kenyataannya setiap kurikulum pastilah memiliki kekurangan dan perlu dievaluasi serta diperbaiki agar tujuan pendidikan tercapai dengan baik.
Pada dasarnya, perubahan kurikulum dilakukan dengan dua cara, yakni dengan mengganti beberapa komponen di dalam kurikulum ataupun mengganti secara keseluruhan komponen-komponen kurikulum. Setidaknya ada tiga konsep tentang kurikulum 2013, yaitu: kurikulum sebagai subtansi, sebagai sistem, dan sebagai bidang studi. Sebagai subtansi konsep ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan konsep kurikulum sebelumnya, namun dalam kurikulum 2013 ini lebih bertumpu kepada kualitas guru sebagai implementator di lapangan. Namun, dalam menentukan sistem yang baru diharapkan para pembuat kebijakan jangan asal main rubah saja, melainkan harus menentukan kerangka terlebih dahulu, konsep dasar maupun landasan filosofis yang mengaturnya. Sedangkan sebagai bidang studi ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Jika dianalisa dari berbagai aspek tentu sudah sewajarnya terdapat pro dan kontra dari setiap perubahan kurikulum juga terdapat kelebihan dan kekurangan dari masing-masing. Namun, sebagus apapun kurikulum jika tidak didukung oleh semua sarana pendukung tentu tidak akan tercapai sebagaimana yang di harapkan.
Maka dari itu, dalam mini reseach ini penulis mencoba untuk menjelaskan tentang bagaimana terjadinya perubahan KTSP ke dalam Kurikulum 2013 terhadap proses pembelajaran siswa.[1]

1.2   Rumusan Masalah
1.      Bagimana tentang Perubahan KTSP 2006 ke dalam Kurikulum 2013?
2.      Bagaimana respon pendidik dan peserta didik terhadap kurikulum 2013?
3.      Bagaimana keefektifan kurikulum 2013 dibanding KTSP 2006?

1.3   Tujuan Penelitian
1.      Supaya kita mengerti tentang penyebab perubahan KTSP 2006 ke kurikulum 2013.
2.      Supaya kita dapat mengetahui respon pendidik dan peserta didik terhadap kurikulum 2013.
3.      Sapaya kita dapat mengetahui keefektifan kurikulum 2013 dibandingkan dengan KTSP 2006.



2.1   Istilah Kurikulum
Istilah “kurikulum” pada mulanya digunakan dalam dunia olah raga pada zaman Yunani Kuno. Curriculum, berasal dari kata Curir, artinya pelari; dan Curere artinya tempat berpacu. Di sini kurikulum diartikan jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari start sampai ke finish. Dengan pengunaan kata kurikulum tersebut di dalam dunia pendidikan, berarti menyamakan peserta didik sebagai seorang pelari, yang menempuh jarak kegiatan belajar dari awal memasuki sekolah sampaitamat dari sekolah itu.
Dengan dikemukakannya riwayat asal istilah ini, kiranya akan mudah bagi kita untuk lebih lanjut memahami penegertian dan makna kurikulum. Berbagai buku memuat pengertian kurikulum dengan rumusan yang berbeda-beda, yang inti pengertiannya pun berbeda. Berbagai pengertian tersebut menjadi bahan renungan dan analisis, sehingga pemahaman kita tentang kurikulum akanmenjadi lebih jelas.
Tahun 1856 kamus Webster untuk pertama kalinya memuat istilah kurikulum yang digunakan untuk istilah olah raga. Dalam bidang pendidikan, istilah kurikulum baru digunakan pada tahun 1918, yaitu sejak dipublikasikannya buku The Curriculum yang ditulis oleh Franklin Bobbit (Ali, 1992). Selanjutnya, kurikulum dipakai dalam bidang pendidikan dengan arti sejumlah mata pelajaran di suatu perguruan (Tafsir, 1992).[2]
Menurut John Franklin Bobbit (1918),”Curriculum as an idea, has its roots in the Latin word for race-course, explaining the curriculum as the course of deeds and experiences through which children become the adults they should be, for success in adult society. “kurikulum, sebagai suatu gagasan, telah memiliki akar kata Bahasa Latin Race-Source, menjelaskan kurikulum sebagai “mata pelajaran perbuatan” dan pengalaman yang dialami anak-anak sampai menjadi dewasa, agar kelak sukses dalam masyarakat orang dewasa.[3]

2.2   Kurikulum 2013
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Ir. Muhammad Nuh, DEA mengatakan bahwa kurikulum 2013 ini lebih ditekankan pada kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Adapun ciri kurikulum 2013 yang paling mendasar ialah: (1) Menuntut kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu pengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa zaman sekarang telah mudah mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan teknologi dan informasi. (2)  Siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada lingkungan, kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun memiliki kemampuan berfikir kritis. (3)  Memiliki tujuan agar terbentuknya generasi produktif, kreatif, inovatif, dan afektif. (4)  Khusus untuk tingkat SD, pendekatan tematik integrative member kesempatan siswa untuk mengenal dan memahami suatu tema dalam berbagai mata pelajaran. (5)  Pelajaran IPA dan IPS diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Terdapat empat aspek yang menjadi fokus dalam rencana implementasi dan keterlaksanaan kurikulum 2013.
1.      Kompetensi guru dalam pemahaman subtansi bahan ajar, yang menyangkut metodologi pembelajaran, yang nilainya pada pelaksanaan uji kompetensi guru (UKG) baru mencapai rata-rata 44, 46.
2.   Kompetensi akademik di mana guru harus menguasai metode penyampaian ilmu pengetahuan kepada siswa.
3.        Kompetensi sosial yang harus dimiliki guru agar tidak bertindak asosial kepada siswa dan teman sejawat lainnya.
4.         Kompetensi sosial yang harus dimiliki guru agar tidak bertindak asocial kepada siswa dan teman sejawat lainnya.
5.     Kompetensi manajerial atau kepemimpinan karena guru sebagai seorang yang akan digugu dan ditiru siswa.

Kesiapan guru sangatlah urgen dalam pelaksanaan kurikulum ini. Kesiapan guru akan berdampak pada kegiatan guru dalam mendorong mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan apa yang telah mereka peroleh setelah menerima materi pembelajaran.[4]

Berikut ini beberapa pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli:
1.      Kerr, J. F (1968)
Kurikulum adalah semua pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan secara individu ataupun secara kelompok, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
2.      Inlow (1966)
Kurikulum adalah usaha menyeluruh yang dirancang oleh pihak sekolah untuk membimbing murid memperoleh hasil pembelajaran yang sudah ditentukan.
3.      UU No. 20 Tahun 2003
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Kurikulum 3013 lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan inovatif, pendidikan karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi pekerti luhur dan karakter harus diintegrasikan kesemua program studi.
Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota. Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensi mereka. Merangsang pendidikan siswa dari awal, misalnya melalui jenjang pendidikan anak usia dini.
Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terus menerus. Sikap dan perilaku (moral) adalah aspek penilaian yang teramat penting (nilai aspek 60%). Apabila salah seorang siswa melakukan sikap buruk, maka dianggap seluruh nilainya kurang.
Ada tiga aspek penilaian dalam K-13:
1)      Pengetahuan,
2)      Keterampilan/keberanian, dan
3)      Sikap.

2.3   Cara Belajar
Cara belajar seseorang dapat diketahui dengan melihat gaya belajar yang ia gunakan. Menurut DePorter (2004: 110), gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antarpribadi. Seseorang akan lebih mudah menyerap apa yang ia pelajari apabila ia belajar dengan gayanya sendiri. Rita Dunn, seorang pelopor di bidang gaya belajar, telah menemukan banyak variabel yang mempengaruhi cara belajar seseorang. Yang mencakup faktor-faktor fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan. Seseorang misalnya dapat belajar dengan baik apabila keadaan disekitarnya sunyi, ada juga orang yang dapat belajar dengan baik apabila di latar belakangi oleh musik. Sehingga setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda- beda. Cara belajar adalah kombinasi dari bagaimana Anda menyerap, lalu mengatur dan mengolah informasi.
Pada dasarnya, setiap orang memiliki 3 modalitas, yaitu modalitas visual, auditorial, dan kinetik. Modalitas adalah cara termudah seseorang untuk menyerap informasi. Dimana dari ketiga modalitas tersebut, satu diantaranya akan sangat menonjol dibanding dua modalitas lain. Cara mengetahui modalitas yang digunakan adalah dengan mendengarkan petunjuk-petunjuk dalam pembicaraan atau dengan memperhatikan perilaku seseorang ketika meghadiri seminar atau lokakarya. Orang-orang auditorial biasanya lebih senang mendengarkan penyaji materi dibandingkan makalah seminarnya, berbanding terbalik dengan orang-orang visual. Dan orang-orang kinetik biasanya lebih suka mencatat apa yang dibicarakan penyaji akan tetapi selalu lupa urutannya. Mengetahui modalitas yang digunakan sangat penting karena akan menentukan keberhasilan belajar kita kedepannya. Banyak sekali pelajar yang ketika berada disekolah tingkat pertama memiliki prestasi yang sangat bagus justru ketika masuk ke sekolah menengah atas merasa kesulitan atau bahkan gagal dalam pembelajaran. Hal ini diakibatkan oleh ketidakcocokan antara gaya belajar siswa dengan gaya mengajar gurunya. Karenanya, penting untuk mengetahui modalitas orang lain serta berusaha untuk menyesuaikannya dengan modalitas yang kita gunakan.




3.1   Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang kami terapkan yakni metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara objektif terhadap fenomena yang akan diamati. Tujuan pengamatan kuantitatif yaitu untuk mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori atau hipotesis yang berkaitan.
Penelitian kuantitatif banyak digunakan dalam ilmu-ilmu alam, maupun ilmu-ilmu social, seperti pada ilmu fisika dan bioogi sampai ilmu sosiologi dan jurnalisme.
Dalam penelitian kuantitatif, terdapat beberapa metode atau jenis penelitian yang digunakan, salah satunya metode survei. Menurut Gay dan Diel (1992), metode survei adalah metode yang penggunaannya sebagai kategori umum dalam penelitian yang langsung menggunakan kuesioner dan wawancara

3.2   Waktu dan Tempat Penelitian
Adapun agenda penelitian ditulis dalam table. Penelitian dimulai dengan uraian pengumpulan data yang dilakukan pada tanggal 16 November 2019. Penelitian tersebut bertempat di SMP. N. 1 TARUTUNG.

3.3   Metode Analisis Data
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan kuatilas terhadap cara belajar para siswa dan cara siswa untuk menghadapinya. Maka dari itu, metode penelitian yang kami gunakan adalah metode kuantitatif dan survey. Dimana kami mendapatkan data dengan cara memberikan angket kepada siswa-siswi kelas VIII SMPN Tarutung, dengan jumlah sample sebanyak 5 orang pada kelas VIII3.

3.4   Langkah penelitian
Langkah-langkah yang penulis tempuh adalah sebagai berikut:
1.      Pengumpulan Data
Penulis mengumpulkan data dengan melakukan pengisian angket kepada para siswa, dengan sasaran penelitian adalah siswa-siswi kelas X SMA Negeri 1 Majalengka yang dianggap telah merasakan atau mengalami pergantian kurikulum.
2.      Analisis Data
Setelah melakukan pengumpulan data, penulis melakukan analisis berdasarkan hasil angket. Data hasil pengisian angket diteliti dan dikaji untuk menarik kesimpulan.
3.      Pembuatan Kesimpulan
Setelah analisis data dilakukan, didapatkan suatu kesimpulan yang menjadi pemecahan dalam rumusan masalah. Kesimpulan itulah yang menjadi hasil akhir dari penelitian ini.


4.1   Persiapan Penelitian
Langkah awal dari penelitian ini adalah mengumpulkan dan memepelajari sejumlah literatur baik dari buku, jurnal maupun artikel yang berkaitan dengan topik pengaruh KTSP kedalam K13. Sebelum peneliti melakukan penelitian, maka terlebih dahulu memepersiapkan instrument yang digunakan yaitu, alat media (kamera), data angket yang telah disediakan, dan instrument lainnya untuk menunjang kelancaran jalannya penelitian. Kemudian peneliti mencari subjek yang memenuhi kriteria.

Peneliti menjalin komunikasi yang baik pada anak-anak tersebut guna memperlancar proses penelitian, yakni dilakukan dengan memperkenalkan diri satu persatu dihadapan para siswa. Kemudian peneliti mulai menyebarkan angket pada siswa yang telah dipilih sebagai perwakilan dari siswa lainnya. Lalu mulailah peneliti menjelaskan dan mengajarkan kepada para siswa bagaimana sajakah petunjuk penggunaan dalam pengisian angket tersebut. Penelitian berlangsung kira-kira satu les, yang berdurasi 45 menit.
Sebelumnya tim peneliti telah terlebih dahulu terjun ke lokasi untuk memberikan surat kepada guru BK supaya kami dapat melakukan penelitan di tempat tersebut. Lalu kepada kami telah diberikan surat balasan, yang menyatakan bahwa kami dapat melakukan penelitian di sekolah tersebut.

4.3   Hasil Penelitian
Data ini diambil dari perwakilan oleh 5 siswa di kelas VIII3 pada SMP.N. 1 Tarutung
1.      Apakah kamu tahu dengan Kurikulum KTSP?
a)      Tidak tahu             : 60%                                       (3 dari 5 siswa)
b)      Sangat tahu           : 0%
c)      Sedikit tahu           : 40%                                       (2 dari 3 siswa)

2.      Tahukah kamu dengan Kurikuum 2013?
a)      Tidak tahu              : 0%
b)      sangat tahu             : 20%                                       (1 dari 5 siswa)
c)      sedikit tahu             : 80%                                       (4 dari 5 siswa)

3.      Kurikulum apa yang kamu sukai?
a)      KTSP                    : 40%                                       (2 dari 5 siswa)
b)      K 2013                  : 60%                                       (3 dari 5 siswa)           
c)      tidak tahu              : 0%

4.      Menurut kamu manakah lebih menarik guru mengajar dengan KTSP atau K 2013?
a)      KTSP                    : 40%                                       (2 dari 5 siswa)
b)      K 2013                  : 60%                                       (3 dari 5 siswa)
c)       tidak tahu             : 0%

5.      Apakah dengan perubahan kurikulum KTSP ke K13 mendukung kamu untuk bersikap?
a)      Iya                         : 20%                                       (1 dari 5 siswa)
b)      kadang-kadang     : 80%                                       (4 dari 5 siswa)
c)      tidak                      : 0%

6.      Apakah dengan perubahan kurikulum dari KTSP ke Kurikulum 2013 memberi kamu motifasi untuk bersikap?
a)      Iya                         : 40%                                       (2 dari 5 siswa)
b)      kadang-kadang     : 60%                                       (3 dari 5 siswa)
c)      tidak                      : 0%

7.      Apakah dengan perubahan kurikulum KTSP ke Kurikulum 2013 mendukung kamu  untuk aktif bersikap?
a)      Iya                         : 40%                                       (2 dari 5 siswa)                       
b)      kadang-kadang     : 60%                                       (3 dari 5 siswa)
c)      tidak                      : 0%

8.      Apakah anda dengan adanya perubahan kurikulum KTSP ke Kuriulum 2013 merasa senang?
a)      Iya                         : 20%                                        (2 dari 5 siswa)
b)      kadang-kadang     : 60%                                       (3 dari 5 siswa)
c)      tidak                      : 0%

9.      Apakah dengan adanya perubahan kurikulum KTSPke Kurikulum 2013 kamu merasa diperhatikan?
a)      Iya                         : 40%                                       (2 dari 5 siswa)
b)      kadang-kadang     : 40%                                       (2 dari 5 siswa)
c)      tidak                      : 20%                                       (1 dari 5 siswa)

10.  Apakah kamu lebih senang dengan adanya perubahan KTSP ke Kurikulum 2013?
a)      Iya                         : 20%                                       (1 dari 5 siswa)
b)      kadang-kadang     : 60%                                       (3 dari 5 siswa)
c)      tidak                      : 20%                                       (1 dari 5 siswa)

Kesimpulan Data:
Sebagai kesimpulan dari data yang telah di peroleh, ternyata siswa sudah mengetahui bahwa mereka sedang menjalankan kurikulum 2013 dengan tujuan pembelajaran yang sudah diberitahukan oleh guru pengajar. Mayoritas siswa merasakan perubahan dalam kegiatan belajar. Diperoleh 70 % data dari siswa uji mengatakan bahwa kegiatan belajar pada sekarang ini (k-13) menjadi lebih menyenangkan dan lebih mudah untuk dipahami, 80 % data dari siswa uji mengatakan siswa lebih terdorong ingin tahu banyak tentang materi yang akan disampaikan, lebih terdorong lebih berbuat jujur dan berperilaku sopan. Sedangkan karakter yang lebih berani hanya dialami oleh 60 % siswa uji saja, sebagian yang lain mengeluhkan kurang semangat dalam proses belajar mengajar karena mereka menginginkan adanya hiburan seperti permainan di sela waktu belajarnya, terutama pada mata pelajaran matematika. Siswa juga merasa kurang bisa menyesuaikan diri dengan cara belajar dikelasnya yang telah menerapkan kurikulum 2013.
Disamping itu kami sebagai peneliti sebelumnya juga telah menyediakan beberapa angket untuk Guru dalam pengaruh perubahan KTSP ke dalam Kurikulum 2013 ini. Kami membuat angket ini sebagai pendukung dalam mendapatkan data. Kami meminta kesediaan oleh beberapa para guru untuk mengisi angket yg telah kami berikan. Ada sekitar 5 guru yg menjadi perwakilan dalam pengisian angket kami. Berikut contoh angket untuk Guru yang telah sempat kami sebarkan:

No
Pernyataan
SS
S
KS
TS
1
Saya sering mengikuti pelatihan kurikulum 2013
2
Sebagai seorang guru saya mengetahui bahwa kurikulum 2013 adalah penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya (KTSP)
3
Saya mengetahui bahwa kurikulum 2013 diharapkan mampu mengahsilkan rakyat Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, efektif
4
Kurikulum 2013 lebih terarah daripada kurikulum KTSP
5
Saya tidak kesulitan menerapkan kurikulum 2013
6
Kurikulum13 menjadikan peserta didik lebih mandiri dari pada KTSP
7
RPP yang saya susun sudah sesuai dengan tujuan kurikulum 2013
8
Saya telah menentukan sumber belajar yang disesuaikan pada standar kompetensi dasar serta materi pokok pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi sesuai kurikulum 2013
9
Saya menggunakan berbagai model pembelajaran agar, apa yang diharapkan pada kurikulum 2013 dapat tercapai
10
Instrumen penilaian yang saya susun sudah sesuai dengan teknik penilaian kurikulum 2013
11
Saya memahami bahwa kurikulum 2013, penilaian peserta didik dilakukan secara terus-menerus
Jumlah Total
            
            Dan dari beberapa angket yang telah di isi oleh para guru kami menemukan 80% guru setuju dan sangat mendukung dalam perubahan KTSP ke dalam Kurikulum 2013.

5.1   Kesimpulan
Menurut hasil observasi yang kami dapatkan di SMP. N. 1 Tarutung, kami dapat menarik beberapa kesimpulan terkait perubahan kurikulum 2013 yaitu SMP. N. 1 Tarutung pada kelas VIII  sudah menerapkan sistem kurikulum 2013, begitu pula pada kelas VII dan IV. Untuk beberapa mata pelajaran, ada perubahan jam belajar yang disesuaikan dengan struktur yang sudah diatur oleh pemerintah. Kurikulum 2013 disusun langsung oleh pemerintah sehingga guru atau sekolah tinggal mengaplikasikan dan mengikuti pola yang sudah dibuat. Hal ini dianggap lebih meringankan kerja guru sehingga diharapkan hasilnya lebih maksimal. Kendala yang dihadapi yaitu kurang kurangnya fasilitas dalam pembelajaran, perubahan sistem penilaian yang mencakup penilaian sikap, penilaian kognitif, dan penilaian keterampilan, serta perubahan raport sebagai bentuk penyesuaian kurikulum 2013. SMP. N. 1 Tarutung ini akan berusaha semaksimal mungkin untuk lebih mensukseskan sistem kurikulum 2013.
Dengan adanya kurikulum 2013, tidak ada peraturan yang diperbaharui, artinya antara kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 masih tetap sama. Peraturan yang diterapkan di SMP. N. 1 Tarutung mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah dan sesuai dengan kurikulum.

5.2   Saran
Diperlukan sikap tanggap dari seorang guru dalam menghadapi pergantian kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 ini. Seleksi penerimaan siswa baru juga dibutuhkan adanya syarat nilai minimal sehingga input siswa baru tidak berkualitas turun. Alokasi waktu dalam kegiatan belajar mengajar juga harus ditangani secara bijak sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Selain itu, diperlukan peningkatan kualitas teknologi yang diperlukan dalam menunjang pembelajaran sesuai dengan gagasan kurikulum 2013 yang berbasis teknologi. Diperlukan pula sikap dari pemerintah dalam menyediakan fasilitas pembelajaran di setiap sekolah.
Hasil observasi ini diharapkan dapat ditindaklanjuti oleh para calon guru untuk mengetahui sejauh mana implementasi kurikulum 2013 yang dilaksanakan di sekolah agar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Pemahaman setiap guru tentang penyusunan kurikulum 2013 dan cara mengajarnya, karena peran aktif guru tentunya sangat diperlukan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.







Kurniasih, Imas & Sani, Berlin, 2103, Implementasi Kurikulum 2013 Konsep & Penerapan, Cet. 3, Surabaya: Kata Pena.
Prof. Dr. H. Abdullah Idi, M. Ed., Pengambangan Kuikulum Teori dan Praktik, Cet. 1, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011).
Imas Kurniasih S. Pd & Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013 Konsep & Penerapan, Cet. 3, (Surabaya: Kata Pena, 2014).



[1] Imas Kurniasih S. Pd & Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013 Konsep & Penerapan, Cet. 3, (Surabaya: Kata Pena, 2014), Hlm. 1
[2] Prof. Dr. H. Abdullah Idi, M. Ed., Pengambangan Kuikulum Teori dan Praktik, Cet. 1, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011).
[3] Imas Kurniasih S. Pd & Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013 Konsep & Penerapan, Cet. 3, (Surabaya: Kata Pena, 2014), Hlm. 4
[4] Imas Kurniasih S. Pd & Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013 Konsep & Penerapan, Cet. 3, (Surabaya: Kata Pena, 2014), Hlm. 11




Mengenal Kurikulum PAK

  1.       👉 Pengertian Kurikulum menurut 5 Tokoh Para Ahli 1)       George A. Beauchman Kurikulum diartikan sebagia dokumen tertulis y...